# Hasbi, Bocah Miskin dan Mimpinya Ke Sebuah Negeri di Belahan Dunia

# Hasbi, Bocah Miskin dan Mimpinya Ke Sebuah Negeri di Belahan Dunia
Selalu saja ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan seorang manusia, termasuk apa saja yang baru saja dialami Hasbi, bocah miskin, sakit-sakitan, dan tak punya cita-cita untuk bisa hidup panjang. Daripada hidupnya menyusahkan orangtuanya yang terlanjur sudah sangat susah, lebih baik mengakhiri hidup adalah pilihan yang tepat. Namun, bunuh diri untuk bocah sekecil hasbi, tentu tidaklah berarti apa-apa, dosa juga belumlah banyak, namun, akalnya yang terlalu panjang, tak pernah terpikirkan pikiran bodoh seperti itu. Dalam lamunan sederhananya adalah bagaimana bisa membantu ibunya yang sudah mulai beruban rambutnya, menahan kepayahan demi kepayahan hidup yang menderanya.
Malam semakin larut, sedang hasbi tak juga segera bisa memejamkan matanya, ada segundah jiwa yang bertahta dalam pikiran dan hatinya. Dia ingin memaksa matanya untuk terpejam, namun matanya tetap saja membandel, dan tak patuh dengan perintah sang majikannya.
Sejumput rasa yang bersarang dalam jiwanya menghantarkannya pada dimensi diantara sadar dan tak sadar, meski mata dipaksa terpejam, namun hatinya tetap tak segera menurut perintah, dan akalnya masih saja terombang-ambing dalam kebingungan antara mengikuti sabda hati atau kehendak matanya.
Dalam dimensi yang dilukiskan oleh sebagian pakar metafisika sebagai ruang kosong, atau dimensi alfa (
) dimana disitulah dimensi yang tepat bagi seseorang untuk bisa mengkonstruksikan impian dan harapannya, namun dalam pikiran hasbi tidaklah ada kamus tentang teori orang metafisika gemblung itu. Yang ada didalam bayangannya kini adalah sebuah deretan gunung grand canyon, yang seolah tak berujung, saling tumpang tindih menjadi pemandangan yang sungguh menakjubkan, dengan antara sadar dan tak sadar dia bergumam.
1348503884720423551
grand canyon (ilustrasi) sumber : ismaku.blogspot.com
“ ini bukan duniaku, ini bukan negeriku, dimanakah aku…dimanakah aku…?”
Lalu sekejap pegununungan itu berubah menjadi padang sabana menghijau yang luas, ada beraneka binatang yang tak pernah ia lihat, tapi dia tahu namanya dari buku pelajaran yang dia dapatkan.
Tak berselang setelah padang sabana menghijau yang luas, pemandangan itu sekejab berubah menjadi gelap, tak ada cahaya….hasbi ketakutan, keringat dingin mulai mengalir dari dahinya, lalu turun ke pelipisnya. Namun, hasbi tak sanggup berbuat apa-apa dia tetap saja mematung, menatap dimensi alfa yang barus saja dia temukan. Kemudian tiba-tiba, bajunya yang dia kenakan mendadak berubah menjadi putih dan layaknya jubah para dokter praktek, atau layaknya para ilmuwan yang sedang merancang sebuah penemuan.
Dan ruang gelap itu, berubah menjadi pemandangan ala zaman prasejarah, ada tulang belulang yang tersusun rapi menjulang tinggi membentuk sebuah kerangka binatang yang tinggi besar menyeramkan, belakangan Hasbi baru tahu kalau itu adalah sisa tulang belulang dari binatang Dinosaurus yang sudah punah dan mengalami evolusi yang ditemukan oleh para sejarawan.
Pandangan matanya, tertuju pada sebuah susunan binatang yang sudah biasa dia jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dia adalah burung, burung itu seolah hidup dan bergerak-gerak mendekatinya. Dia terpana dan sekaligus takut, melihat pemandangan yang aneh itu… lalu, benar saja tiba-tiba burung itu meluncur ke arahnya seakan ingin menerkamnya. Burung yang tadinya kecil ternyata berubah menjadi besar dan bahkan lebih besar dari ukuran tubuh Hasbi. Hasbi benar-benar takut. Burung itu seolah kelaparan, dan ingin mengoyak tubuh mungil hasbi.
Hasbi panik dan takut, keringat sudah membanjir dan membasahi sekujur badannya.. dan dia berteriak histeris…..
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaah, tidaaaaakkkkkkk…”
Dengan pikiran yang kembali sadar…”aahhh…Cuma mimpi….”

Komentar