HARI ESOK MASIH ADA ASA

HARI ESOK MASIH ADA ASA

Nurfrida dan adiknya berdiri tak jauh dari sebuah toko buku kecil di sebuah pasar tradisional.Mata mereka berdua tak pernah lepas dari toko itu.Pengunjungnya cukup ramai.sementara di kanan kiri toko itu berjejer bermacam-macam warung makanan,waktu sudah menunjukkan jam 10 pagi,perut mereka berdua keroncongan karena sejak pagi belum terisi makanan.
Nurfrida tidak sempat memperhatikan adiknya matanya tetap fokus pada toko buku itu,Kini pengunjungnya telah sepi.Nurfrida segera menarik tangan adiknya,Alim Menuju toko itu.Begitu sampai di depan toko buku Nurfrida segera menyapa pemilik toko
"permisi pak!"
"oya ada apa dik?"pemilik toko itu membalas sapaan Nurfrida dengan ramah.Dengan ragu ,Nurfrida menunjukkan HVS putih.
"Bapak mau beli Ini?"


pemilik toko mengamati kertas itu dan menawarkan harga buat Nurfrida,Nurfrida mengangguk dengan senang.
setelah harga di bayar,Nurfrida dengan segera mengajak adiknya pulang."Kita serahkan uang ini dulu kepada ayah dan ibu ya dik,nanti kan kita bisa kembali ke pasar untuk membeli makanan"bujuk Nurfrida kepada adiknya,Dia mengerti adiknya sangat lapar(menangis!!,saat tahu begitu tulusnya hatinya,dan ketika melihat di hadapan kita sekarang begitu kontras dengan kondisi anak-anak muda zaman ini)
itu hanya sekelumit kisah Nurfrida,selanjutnya nufrida dan adiknya sering pergi ke pasar untuk menjual barang-barang untuk menutupi kekurangan biaya hidup mereka skeluarga.
Sebenarnya ayah Nurfrida seorang pegawai yang cukup memeliki kedudukan di sebuah perusahaan negara namun ternyata ada saja orang yang iri pada ayah Nurfrida.Padahal ayah Nurfrida adalah orang yang jujur,ramah dan loyal pada teman-teman sekantornya.

***
Tapi itulah kehidupan,Ayah Nurfrida terkena fitnah alhamdulillah tidak sampai di keluarkan dari pekerjaan sebenarnya banyak saksi yang membela dan menyatakan bahwa ayah nurfrida tak bersalah.Rekan-rekan kantornya juga banyak yang mendukungnya,tapi keputusan kantor tetap tak berubah konsekuensinya,setiap bulan gaji ayah nurfrida harus di potong setengahnya untuk menebus semua kesalahan yang tak pernah di perbuatnya.
Seluruh keluarga pasrah dengan keputusan ini,Maka sejak kejadian itu kehidupan keluarga menjadi lebih berat,Namun mereka menerima semua dengan hati ikhlas karena mereka tahu setiap muslim pasti akan menerima cobaan dari Yang Maha Memberi dan pasti cobaan tersebut akan membawa hikmah yang baik.Dengan begitu mereka sekeluarga masih tetap bisa bersyukur kepada-Nya.
Kini Nurfrida telah tumbuh menjadi gadis yang manis.Salah satu adiknya masuk pesantren,sedangkan Nurfrida dan adiknya yang lain masih tetap melanjutkan sekolah di kotanya.Nurfrida memang gadis yang baik.Ia sering melakukan puasa sunnah,meski jarak ke sekolahnya cukup jauh.
Ia tidak pernah berbuat yang macam-macam,baik di sekolah maupun di rumahnya,Ia merasa cukuplah ia menjadi anak yang baik untuk membantu mengurangi beban hidup keluarganya.Sebagai anak gadis yang cukup manis,tentu banyak kumbang yang berlomba untuk mepersunting Nurfrida,tapi nurfrida menampik mereka dengan cara yang halus.Meski cukup mengenal agama,tapi Nurfrida belum begitu mendalaminya.Apalagi lingkungan mereka saat itu masih banyak mempengaruhi Nurfrida.
Tapi,Nurfrida juga sudah memiliki pria pilihan sendiri,meski pria pilihan nurfrida ini hanya bertandang ke rumah beberapa kali dalam setahun.Tapi,betapapun Nurfrida mencoba-meski dengan jalan yang salah menurut syariat ia tetap gagal juga.
Nurfrida mulai berpikir,"Benarkah jalan yang ku tempuh ini?"cukup lama ia melihat orangtuanya hidup dalam kesulitan.Ibunya terpaksa jualan di depan rumah,padahal di kantor ayahnya amat di hormati karena memiliki posisi yang cukup tinggi.Teman-teman ayahnya pasti tidak tahu kondisi mereka sebenarnya.Kadang juga Nurfrida merasa malu dengan teman-temannya karena gurunya sering menagih uang spp di depan mereka."Salahkah aku bila memilih calon suami berdasarkan pekerjaannya,meski aku juga harus memperhatikan agamanya?","Salahkah aku menunda menikah hanya karena trauma dengan masa lalu?"batin Nurfrida sambil menitikkan air mata.

***

sungguh ia tak tega melihat ibunya sering berhutang ke warung untuk makan mereka,sungguh ia miris melihat ayanhya pergi pagi pulang malam untuk bekerja.Hingga terkadang tidak sempat sarapan pagi.Namun hasil yang didapat ayahnya tidak seimbang dengan kerja kerasnya selama ini.

"Ya Alloh,berilah ketabahan untukku.Barangkali aku hanya tidak tega melihat kondisi orangtuaku,Sedang aku sendiri tidak mampu berbuat apa-apa,Berilah Pahala yang besar untuk mereka.Berilah kami kekuatan untuk selalu bersyukur kepada-Mu.Dan Berilah aku jodoh yang terbaik menurutMu Ya Alloh."
Nurfrida Menghapus air matanya.Dari balik jendela,Ia melihat Ibu dan Ayahnya yang ringkih sedang bercengkrama dengan adik-adiknya di teras rumah kontrakkan mereka.Mereka terlihat bahagia tanpa beban.
"Ya Alloh,terima kasih Engkau telah memberiku keluarga yang harmonis meski hidup dalam kekurangan." Ada senyum tipis di bibir Nurfrida.Dia harus optimis menyongsong hari depan,karena hari esok masih ada asa dan harapan.Dia punya orangtua yang menyayanginya,Dia memiliki adik-adik yang baik,Apakah itu belum cukup?"
Memang dampak dari musibah,Maka bersyukurlah,jika ada seseorang yang terkena musibah,tapi tetap bersabar.Karena Alloh menjanjikan pahala besar buat mereka atas semua kesabarannya.Semoga Rahmat Alloh menyertai keluarga Nurfrida..Amiin...

ummu faros,dari sumber utama
(selesai di tulis ulang dari majalah el-fata edisi 08 vol 09.2009 di

Komentar