Sebelumnya sudah hal yang mahfum jika
kita sebagai muslim yang sedang menjalankan puasa, untuk menyegerakan
berbuka dengan yang manis. Seperti yang termaktub dalam Hadits Nabi
¨Apabila Berbuka salah satu diantara kamu, maka berbukalah dengan yang
Manis¨ (HR.Ahmad dan Abu Dawud)
Nabi Muhammad SAW sendiri berbuka dengan
memakan tiga buah kurma lembek, sebelum melaksanakan sholat maghrib.
Apabila tidak ada kurma lembek, maka Beliau berbuka dengan kurma kering
(tamr), dan bila tidak ada keduanya maka beliau hanya cukup dengan air
putih saja.
Kurma mengandung karbohidrat kompleks
yang memang dibutuhkan ketika kita berbuka puasa. Sebab saat puasa lebih
kurang selama 14 jam, kadar gula darah dalam tubuh manusia normal tentu
akan mengalami penurunan. Sehingga kita butuh asupan karbohidrat atau
gula yang akan meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Namun banyak orang
yang menyalah artikan Hadits Nabi tersebut yang akhirnya mengkonsumsi
makanan manis dalam arti yang sebenarnya.
Makanan manis seperti penganan, kue-kue,
syirup lebih banyak mengandung karbohidrat sederhana yang cepat
diuraikan oleh tubuh sehingga akan terjadi lonjakan kadar gula darah
dalam tubuh. Hal ini tentu tidak baik, kurma juga mengandung karbohidrat
namun karena susunannya yang komplek maka akan diuraikan oleh tubuh
dengan perlahan-lahan. Oleh karena itu kurma sangat cocok dikonsumsi
saat berbuka dan sahur.
Adapun Kurma yang saat ini dijual
dipasaran belum tentu mengandung karbohidrat asli dari buah kurmanya.
Sebab banyak yang diantaranya sudah ditambahkan pemanis supaya rasanya
menjadi manis. Padahal untuk rasa kurma sendiri tidaklah terlalu manis.
Kurma yang asli adalah mengandung nutrisi tinggi tapi rendah kalori.
Maka banyak orang ketika berpuasa
dibulan ramadhan justru menjadi lemas, mengantuk, atau justru tambah
gemuk karena kebanyakan gula. Kebanyakan menyalahartikan Hadits
Nabi,makin banyak mengkonsumsi makanan yang manis saat berbuka maka
makin baiklah puasanya.
Dalam proses metabolisme dikenal adanya
Indeks Glikemik. Indeks Glikemik yang tinggi dari makanan mengandung
arti bahwa makin cepat makanan tersebut diubah menjadi gula. Maka
reaksi tubuh akan makin cepat menghasilkan insulin. Respon insulin
dalam tubuh yang cepat akan mengakibatkan tubuh bereaksi cepat menimbun
lemak.
Maka saat berbuka, ada baiknya diawali
dengan meminum air putih terlebih dahulu, baru mengkonsumsi makanan
dengan kadar karbohidrat yang kompleks. Di anjurkan pula mengkonsumsi
karbohidrat cukuplah hanya 50 persen saja dalam makanan, sisanya
banyak-banyak mengkonsumsi protein, lalu lemak secukupnya dan buah serta
sayuran. Jika sangat lapar dan tak bisa menunggu lama untuk
mengkonsumsi karbohidrat segera setelah berbuka, maka pilihlah makanan
yang mengandung karbohidrat sederhana tetapi dengan Indeks Glikemik
yang rendah seperti Pisang, buah Pir atau Apel.
Saat sahur pun demikian, karbohidrat
kompleks adalah pilihan yang tepat untuk menjaga kadar gula darah tetap
stabil di dalam tubuh dan tidak membuat kita cepat lapar dan merasa
lemas dan mengantuk saat berpuasa.
Semoga Amal Ibdah Kita diterima sebagai salah satu upaya kita mencapai Ampunan dan Keridhoan-NYA…
Semoga bermanfaat…
Sumber : nutrisiuntukbangsa.org
Komentar
Posting Komentar