Hari ini, aku akan menggugat jiwa-jiwamu yang kerdil!
Hari ini, aku menggugat seluruh kemalasanmu!
Aku menggugat kemalasanmu yang mengaliri setiap setiap darahmu!
Aku menggugat hatimu yang hanya pandai membebek pada nafsu!
Aku menggugat pikiranmu yang tak habis-habisnya berfantasi tentang dunia!
Aku menggugat engkau, wahai yang siang malamnya dipenuhi obsesi-obsesi yang rendah;
Obsesi para pecinta dunia!
Aku menggugat engkau, wahai yang sepanjang tahun hidup dalam kenyamanan tak habis-habisnya!
Yang setiap kali tiba waktunya makan siang, dengan santainya bertanya: “Makan di mana kita siang ini?”
Yang setiap kali anaknya sedikit flu dan demam, dengan mudahnya berkata: “Ayo bawa ke dokter fulan, soal biaya bukan soal!”
Yang setiap kali butuh uang, dengan mudahnya pergi ke ATM atau menggesek kartu kreditnya.
Yang setiap hari dengan mudahnya menghabiskan beribu-ribu rupiah untuk membeli pulsa
Yang setiap waktu dapat pergi ke mana saja tanpa rasa takut yang mencekam
Hari ini, aku menggugatmu,
Wahai penduduk negri yang para pejabatnya asyik melakukan korupsi secara berjamaah
Wahai penduduk negri yang artis-artisnya disibukkan dengan skandal video porno
Wahai penduduk negri yang negrinya nyaris ambruk karena perzinahan dan hamil di luar nikah nyaris jadi hal biasa
Wahai penduduk negri yang katanya krisis, tapi nafsu belanja penduduknya sungguh luar biasa!
Hari ini, aku menggugatmu!
Aku menggugatmu atas nama ribuan manusia yang terpenjara di negeri mereka sendiri
Aku menggugatmu atas nama para ayah yang tak bisa lagi mencari sepotong roti untuk anak-istrinya
Aku menggugatmu atas nama para ibu yang air susunya mengering karena kekurangan gizi
Aku menggugatmu atas nama anak-anak yang menggigil kedinginan dalam tenda sempit yang telah sobek dihempas angin musim yang menusuk
Aku menggugatmu atas nama orang-orang tua kami yang renta, yang giginya gemeretak karena tertidur di bawah langit terbuka.
Aku menggugatmu atas nama para pemuda yang melawan peluru dan rudal keji dengan batu
Aku menggugatmu atas nama setiap tetes darah dan air mata yang menetes di setiap jengkal negeri para nabi dan rasul
Aku menggugatmu atas nama ribuan hamba Allah yang terkurung dalam sebuah penjara terbuka bernama: GAZA!
Aku menggugat setiap doamu
Aku menggugat setiap tarikan nafasmu
Aku menggugat setiap obsesi hidupmu
Aku menggugat perhatianmu
Aku menggugat setiap rupiahmu
Aku menggugat semua itu!
Tapi jika engkau tak peduli,
Tidak usah khawatir, kawan!
Allah pasti akan menolong kami.
Jika engkau berlagak tidak tahu,
Tidak usah cemas, sobat!
Allah pasti akan menolong kami.
Tapi apakah Ia akan menolong kalian atas semua ketidakpedulian kalian?
Tapi apakah Ia akan mengampuni kalian atas semua lagak ketidaktahuan kalian?
Entahlah…
Namun yang pasti, mulai hari ini hingga seterusnya,
Aku akan terus menggugatmu.
Aku tak akan berhenti menggugatmu.
Duhai Palestina…
Duhai Gaza…
Maafkan kami, karena baru hari ini
kami menggugat diri kami sendiri.
Makassar, Jum’at 11 Juni 2010 M
*Puisi ini dirulis oleh Ustadz Muh. Ihsan Zainuddin, Lc.M. Si. untuk dibacakan pada acara Tabligh Akbar “Palestina Menggugat”
di COPAS dr Inbox Grup Sandiwara Langit...atas kiriman...akhuna Abu Ahnaf Hame' Alfaizun
....
pagi Hari di tepi kota Jakarta...
matapena
Hari ini, aku menggugat seluruh kemalasanmu!
Aku menggugat kemalasanmu yang mengaliri setiap setiap darahmu!
Aku menggugat hatimu yang hanya pandai membebek pada nafsu!
Aku menggugat pikiranmu yang tak habis-habisnya berfantasi tentang dunia!
Aku menggugat engkau, wahai yang siang malamnya dipenuhi obsesi-obsesi yang rendah;
Obsesi para pecinta dunia!
Aku menggugat engkau, wahai yang sepanjang tahun hidup dalam kenyamanan tak habis-habisnya!
Yang setiap kali tiba waktunya makan siang, dengan santainya bertanya: “Makan di mana kita siang ini?”
Yang setiap kali anaknya sedikit flu dan demam, dengan mudahnya berkata: “Ayo bawa ke dokter fulan, soal biaya bukan soal!”
Yang setiap kali butuh uang, dengan mudahnya pergi ke ATM atau menggesek kartu kreditnya.
Yang setiap hari dengan mudahnya menghabiskan beribu-ribu rupiah untuk membeli pulsa
Yang setiap waktu dapat pergi ke mana saja tanpa rasa takut yang mencekam
Hari ini, aku menggugatmu,
Wahai penduduk negri yang para pejabatnya asyik melakukan korupsi secara berjamaah
Wahai penduduk negri yang artis-artisnya disibukkan dengan skandal video porno
Wahai penduduk negri yang negrinya nyaris ambruk karena perzinahan dan hamil di luar nikah nyaris jadi hal biasa
Wahai penduduk negri yang katanya krisis, tapi nafsu belanja penduduknya sungguh luar biasa!
Hari ini, aku menggugatmu!
Aku menggugatmu atas nama ribuan manusia yang terpenjara di negeri mereka sendiri
Aku menggugatmu atas nama para ayah yang tak bisa lagi mencari sepotong roti untuk anak-istrinya
Aku menggugatmu atas nama para ibu yang air susunya mengering karena kekurangan gizi
Aku menggugatmu atas nama anak-anak yang menggigil kedinginan dalam tenda sempit yang telah sobek dihempas angin musim yang menusuk
Aku menggugatmu atas nama orang-orang tua kami yang renta, yang giginya gemeretak karena tertidur di bawah langit terbuka.
Aku menggugatmu atas nama para pemuda yang melawan peluru dan rudal keji dengan batu
Aku menggugatmu atas nama setiap tetes darah dan air mata yang menetes di setiap jengkal negeri para nabi dan rasul
Aku menggugatmu atas nama ribuan hamba Allah yang terkurung dalam sebuah penjara terbuka bernama: GAZA!
Aku menggugat setiap doamu
Aku menggugat setiap tarikan nafasmu
Aku menggugat setiap obsesi hidupmu
Aku menggugat perhatianmu
Aku menggugat setiap rupiahmu
Aku menggugat semua itu!
Tapi jika engkau tak peduli,
Tidak usah khawatir, kawan!
Allah pasti akan menolong kami.
Jika engkau berlagak tidak tahu,
Tidak usah cemas, sobat!
Allah pasti akan menolong kami.
Tapi apakah Ia akan menolong kalian atas semua ketidakpedulian kalian?
Tapi apakah Ia akan mengampuni kalian atas semua lagak ketidaktahuan kalian?
Entahlah…
Namun yang pasti, mulai hari ini hingga seterusnya,
Aku akan terus menggugatmu.
Aku tak akan berhenti menggugatmu.
Duhai Palestina…
Duhai Gaza…
Maafkan kami, karena baru hari ini
kami menggugat diri kami sendiri.
Makassar, Jum’at 11 Juni 2010 M
*Puisi ini dirulis oleh Ustadz Muh. Ihsan Zainuddin, Lc.M. Si. untuk dibacakan pada acara Tabligh Akbar “Palestina Menggugat”
di COPAS dr Inbox Grup Sandiwara Langit...atas kiriman...akhuna Abu Ahnaf Hame' Alfaizun
....
pagi Hari di tepi kota Jakarta...
matapena
Komentar
Posting Komentar